Artikel Lainnya

Wednesday, January 14, 2015

makalah cacingan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Helmintologi adalah ilmu yang memelajari parasite berupa cacing. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi : 1) Nemathelminthes ( cacing gilik; Nema=benang). 2) Plathithelminthes (cacing pipih) .
Yang melatarbelakangi kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ”Parsitologi” serta  menambah wawasan dan pengetahuan. Dan ketika masuk ke dunia kerja ,kami menjadi seorang analis dituntut mampu memahami dan mengaplikasikan mata kuliah ini, karena mata kuliah parasitologi termasuk mata kuliah keahlian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kita menemukan beberapa masalah dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.                   Apa saja  macam-macam cacing pada Nematoda usus?
2.  Apa pengertian dari masing-masing jenis cacing pada nematoda usus?
3.                   Pada apa saja hospes cacing pada nematode usus?
4.                   Bagaimana cara diagnosis cacing oada Nematoda usus?
5.                   Bagaimana cara penularan cacing pada nematode usus?.
1.3 Tujuan
Tujuan  penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut  :
1.    Untuk mengetahui macam-macam cacing pada Nematoda usus.
2.    Untuk mengetahui masing-masing jenis cacing pada nematoda usus
3.    Untuk mengetahui  hospes cacing pada nematode usus.
4.    Untuk mengetahui cara diagnosis cacing oada Nematoda usus.
5.      Untuk mengetahui cara penularan cacing pada nematoda usus.
BAB II
PEMBAHASAN
PENYAKIT CACINGAN


Manusia merupakan hospes beberapa nematode usus. Sebagian besar nematode tersebut menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Di antara nematode usus tedapat sejumlah spesies yng di tularkan melalui tanah disebut soil transmitted helminthes. Cacing yang terpenting bagi manusia adalah Ascarislumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura, Strongyloides steroralis dan beberapa spesies Trichosttrongylus. Nematoda usus lainnya yang penting bagi manusia adalah Oxyuris vermicularis dan Trichinella spiralis.

2.1 Ascaris lumbricoides
2.1.1 Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit yang disebabkannya disebut askariasis.
            2.1.2 Daur Hidup
Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih tiga minggu. Bentuk infektif tersebut apabila tertelan manusia, menetas di usus halus. Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva menuju faring, sehingga menuju rangsangan pada faring. Penderiita batuk karena rangsangan tersebut dan larva akan tertelan ke dalam esopagus lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva berubah enjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukaln waktu kurang lebih 2-3 bulan.
2.1.3 Cara Diagnosis
Cara menegakkan penyakit ini adalah dengan pemeriksaan tinja secara langsung. Adanya telur dalam tinja memastikan diagnosis askariasis. Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui mulut atau hidung melalui muntah.
2.1.4 Cara Penularan
Cara penularan penyakit cacing gelang adalah melalui telur matang yang tertelan. Dalam usus halus telur akan menetes, dan keluar larva yang dapat menembus usus, mengikuti aliran darah menuju jantung kanan lalu ke paru. Larva merangsang laring sehingga terjadi batuk dan dapat masuk ke dalam saluran cerna melalui kerongkongan. Larva menjadi cacing dewasa di dalam usus halus. Nggak bayangin kan teman-teman? betapa mengerikannya cacing ini.
2.1.5 Cara Pencegahan
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahpenyakit ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengadakan kemotrapi massal setiap 6 bulan sekali didaerah endemik ataupun daerah yang rawanterhadap penyakit askariasis.
2.    Memberi penyuluhan tentang sanitasi lingkungan.
3.    Melakukan usaha aktif dan preventif untuk dapat mematahkan siklus hidup cacing misalnyamemakai jamban/WC.
4.    Makan makanan yang dimasak saja.
5.     Menghindari sayuran mentah (hijau) dan selada di daerah yang menggunakan tinja sebagai pupuk.

2.1.6 Cara Pengobatan    
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan obat, misalnya piperasin, pirantel pamoat 10mg, mebendazol 500mg atau albendazol 400mg.

2.2 Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
2.2.1 Hospes dan Nama Penyakit
Hospes parasit ini adalah manusia ; cacing ini menyebabkan nekatoriasis dan ankilostomiasis.
2.2.2 Daur Hidup
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulut yang besar melekat pada mukosa dinding usus. Telur dikeluarkan dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1-1,5 hari, keluarlah larva rabditiform. Dalam waktu kurang lebih 3 hari larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat hidup selama 7-8 minggu di tanah.
Telur cacing tambang yaang besarnya kurang lebih 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel. Larva rabditiform panjangnya kurang lebih 250 mikron, sedangkan larva filariform panjangnya kurang lebih 600 mikron.
Daur hidupnya sebagai berikut :
Telur               larva rabditiform                   larva filariform               menembus kulit            kapiler darah          jantung kanan           paru          bronkus          trakea            laring          usus halus.
Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit. Infeksi A. duodenale juga dapat terjadi dengan menelan larva filariform.
            2.2.3 Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukan telur dalam tinja segar. Dalam tinja yang lama mungkn ditemukan larva. Untuk membedakan spesies N. americanus dan A. duodenale dapat dilakukan biakan.
2.2.4 Cara Penularan
Obat yang digunakan untuk memusnahkan cacing ini adalah mebendazol 2x/hari 100 mg dan albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, selama 3 hari.
2.2.5 Cara Pencegahan
Langkah pencegahan agar tidak terjadi infeksi cacing tambang:
1.    Selalu memakai alas kaki.
2.    Mencuci bersih makanan.
3.    Memasak sampai matang makanan,
4.    Menggunakan disinfektan di toilet dan kamar mandi,
5.    Selalu mencuci tangan sebelum memegang makanan agar terhindar dari infeksi cacing tambang.
2.2.6 Cara Pengobatan
Pirantel pamoat 10 mg/ kg berat badan memberikan hasil cukup baik, bilamana digunakan beberapa hari berturut-turut.

2.3 Oxyuris vermcularis
2.3.1 Hospes dan Nama Penyakit
Manusia adalah satu  - satunya hospes dan penyakitnya disebut enterobiasis atau oksiuriasis.
2.3.2 Daur Hidup
Di daerah perinium tersebut cacing-cacing ini bertelur dengan cara kontraksi uterus,kemudian telur melekat di daerah tersebut. Telur dapat menjadi larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23-26 ÂșC dalam waktu 6 jam. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari. Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan.
Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva dari telur yang menetas di daerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar. Bila telur matang yang tertelan,telur menetas di duodenum dan larva rabditiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum. Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri. Bila tidak adareinfeksi,tanpa pengobatanpun infeksi dapat berakhir. 
2.2.3 Diagnosis
Infeksi cacing dapat di duga pada anak yang menunjukan rasa gatal disekitar anus pada waktu malam hari. Diagnosis di buat dengan menemukan telur dan cacing sewasa. Telur cacing dapat diambil dengan alat Anal Swab Yng ditempelkan disekitar anus pada waktu pagi hari sebelum anak buang air besar dan mencuci pantat (cebok) .
Anal Swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya diletakkan Scotch Adhesive Tape. Bila Adhesive ditemoelkan di daerah sekitar anus , telur cacing akan menemp pada perekatnya. Kemudian Adesive Tape diletakkan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit toluol untuk pemeriksaan mikroskopik. Sebaiknya pemeriksanya dilakukan 3 hari berturut-turut .
2.2.4 Cara Penularan
Cara penularan Enterobius vermicularis dapat melalui tiga jalan :
1. Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau pada orang lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas tempat tidur atau pakaian dalam penderita.
2. Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
3. Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri, oleh karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasikembali ke usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa

2.2.5     Cara Pencegahan
1.    Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
2.     Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
3.    Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
4.    Membersihkan jamban setiap hari
5.    Menghindari penggarukan daerah anus karena mencemari jari-jari tangan dan setiap benda yang dipegang/disentuhnya

2.2.6 Cara Pengobatan
1. pirantel pamoat 10 mg/kgBB dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
2. mebendazol 100 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
3. albendazol 400 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian









BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Helmintologi adalah ilmu yang memelajari parasite berupa cacing. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi : 1) Nemathelminthes ( cacing gilik; Nema=benang). 2) Plathithelminthes (cacing pipih) .
Jadi, macam –macam helmint yang telah disebutkan diatas merupakan jenis cacing yang hidup di usus (Nematoda Usus) yang menyebabkan penyakit cacingan.

3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dari hasil penyusunan makalah ini, diharapkan para pembaca dapat mencegah  perkembangbiakan cacing agar tidak menyebabkan penyakit.
    Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit cacingan  ini adalah sebagai berikut            :
1.     Mengadakan kemotrapi massal setiap 6 bulan sekali didaerah endemik ataupun daerah yang rawanterhadap penyakit askariasis.
2.     Memberi penyuluhan tentang sanitasi lingkungan.
3.     Melakukan usaha aktif dan preventif untuk dapat mematahkan siklus hidup cacing misalnyamemakai jamban/WC.
4.     Makan makanan yang dimasak saja.
5.      Menghindari sayuran mentah (hijau) dan selada di daerah yang menggunakan tinja sebagai pupuk.





DAFTAR PUSTAKA

-       Widoyono, 2008.  PENYAKIT TROPIS Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta. Erlangga
-       Staf pengajar Departemen Parasitologi FKUI, 2008,PARASITOLOGI KEDOKTERAN Edisi Keempat. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Sumber Lain :
-       http://www.berbagimanfaat.com/2011/04/oxyuris-vermicularis-cacing-kremi.html ( diakses : Kamis, 14 Maret 2013, 15:36)

-       http://doktersehat.com/cacingan/#ixzz2O48Tj9xm diakses : Rabu, 20 Maret 2013, 16:00)


EmoticonEmoticon